Rabu, 21 November 2012

laporan pratikum kimia kalorimetri


KALORIMETRI

Tujuan : Mengamati dan menentukan perubahan entalpi pada reaksi kimia antara larutan urea dan larutan kapur

Teori : Pada suatu reaksi kimia ada perbedaan tingkat energi zat-zat pereaksi dengan tingkat energi hasil reaksi, pada tekanan konstan. Perbedaan tingkat energi zat-zat pereaksi dengan tingkat energi hasil reaksi pada tekanan konstan tersebut disebut perubahan entalpi dan dinyatakan dengan simbol ∆H.
Entalpi reaksi tidak dapat ditentukan harganya, akan tetapi perubahannya, yakni perubahan entalpi reaksi, dapat ditentukan dengan beberapa cara, yakni salah satunya dengan eksperimen menggunakan alat kalorimeter, Hukum Hess, dan menggunakan data energi ikatan.
Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama proses kimia.
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan. Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh,jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter.
Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu digunakan untuk menghitung energi tercapai.
Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penurunan suhu) air yang terdapat di dalam kalorimeter dirumuskan sebagai :
qair = m x c x ΔT
 

Dengan m = massa air dalam kalorimeter (gram)
              ­c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J g-1 K-1)
   ΔT = perubahan suhu (K atau oC)

Alat dan bahan :
Alat
1.    Gelas kimia 2 buah



   2.  Pipet tetes 1 buah

3.  Kalorimeter 1 buah

   4.  Termometer 1 buah
 
   5.  Batang pengaduk 1 buah

   6.  Gelas ukur 1 buah
 
   7.  Neraca
 


 Bahan

1.   Air mineral
2.   Urea
3.   Kapur

Cara kerja :
a.   Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.  Masukkan 100ml air mineral ke dalam gelas ukur, jika air melampaui lebih dari 100 ml maka gunakan Pipet tetes ntuk mengambil air tersebut dan catatlah suhunya.
c.  Pindahkan air kedalam gelas kimia kemudian masukan kapur 6 gram kedalam air tersebut, aduk dengan menggunakan Batang pengaduk hingga larut. Hitung suhunya dengan thermometer, thermometer harus dipegang ujungnya dengan menggunakan tali dan catat berapa suhunya.
d.  Masukan air 100 ml kedalam gelas ukur ,  jika air melampaui lebih dari 100 ml maka gunakan Pipet tetes ntuk mengambil air tersebut hitung suhu awal pada air dan catat suhunya.
e.  Kemudian pindahkan air tersebut kedalam gelas kimia yang lain,setelah itu masukan urea 6 gram kedalam air tersebut, aduk dengan menggunakan Batang pengaduk hingga larut. Hitung suhunya dengan thermometer, thermometer harus dipegang ujungnya dengan menggunakan tali dan catat berapa suhunya.
f.   Terakhir, terakhir hitung lah kalorimetri dan ΔH nya.
Catatat :
- (Termometer harus selalu dibersihkan dan dikeringkan sebelum digunakan pada larutan yang berbeda)
-Suhu akan berubah, kemudian menjadi tetap. Selanjutnya suhu akan berubah lagi. Catatlah suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer (suhu akhir)
Data pengamatan :
LARUTAN
MASSA
Kalor jenis air(C)
Suhu(T1 dan T2)
Masa air
Air + urea
6 gram
4,2 J/gramC
30C dan 25C
100 ml
Air + kapur
6 gram
4,2 J/gramC
30C dan 37C
100 ml

Untuk larutan urea

ΔT =T2-T1
      =25oC-30oC
             =-5
Q = m.c.ΔT                           
Q=6 gram x 4,2 J/gramC x -5C           
          Q= -126

Untuk larutan kapur

ΔT=T2-T1
              =37oC-30oC
              =7
Q=m.C.ΔT
            =6gram x 4,2 J/gramC  x 7
            = 176,40

Analisis data :
Pada percobaan ini, ada beberapa alat dan bahan yang harus Anda siapkan sendiri, alat dan bahan tersebut tercantum pada bagian  ALAT DAN BAHAN.
Dalam praktikum ini kami mengalami kesalahan pada percobaan kapur,mungkin karena alat percobaan yang kami gunakan belum bersih dan masih bekas –bekas urea,sehingga kapur nya berwarna pink dan tidak berwarna putih.

Kesimpulan :
Dari praktikum diatas menyimpulkan bahwa Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan contohnya saja yng baru saja kita praktekan dalam larutan kapur, larutan kapur ini menghasilkan panas.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem contohnya saja yang baru saja kita praktekan dalam larutan urea, larutan urea ini menghasilkan dingin.
Reaktan yang direaksikan kedalam kalorimeter akan mengubah temperatur campuran reaksi. Setelah reaksi sempurna, temperatur akhir diukur. Reaksi sempurna ditandai dengan temperatur maksimum yang terbaca oleh termometer. Dari perubahan temperatur dan nilai kapasitas panas campuran reaktan, besar kalor reaksi dapat diperkirakan dengan melakukan eksperimen diatas.
Kelemahan kalorimeter adalah dapat menerima panas. Karena itu kalorimeter harus dikalibrasi menggunakan tetapan yang disebut tetapan kalorimeter. Dengan menggunakan tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat diukur secara keseluruhan.

0 komentar:

Posting Komentar